Tuesday 13 November 2018

Cara merealisasikan niat yang baik

Cara merealisasikan niat yang baik
-hennypyk-

iman itu adalah pembenaran yang sempurna terhadap sesuatu yang wajib dibenarkan dan menghendaki adanya amal dari anggota badan. Hal ini menunjukkan bahwa iman, tidak hanya ucapan saja, bahkan disertai amal. Oleh karena itu, para ulama mengatakan bahwa "Al Iman qaul wa 'amal" (Iman adalah ucapan yang didukung oleh hati dan adanya amal).

Bagaimana cara meyakini sebuah perbuatan kebenaran dan kesalahan, ??
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits yang diriwayatkan dari Rabb-Nya ‘Azza wa Jalla, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ 
حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ
Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak.” (HR. Al-Bukhâri dan Muslim)
Ini merupakan bagian dari perniagaan yang sangat menguntungkan yang telah Allah mudahkan untuk kita. Hendaknya kita semangat mengusahakannya. Kita perbaharui niat agar senantiasa dalam kebaikan, lalu hadirkan tekad untuk serius merealisasikannya. Kita hadapkan niat ini kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Zalim dalam pengertian yang umum adalah, bertindak yang bersifat menganiaya, merampas hak, baik itu kepada Allah, kepada diri sendiri maupun orang lain.
Khusus untuk zalim kepada orang lain dan diri sendiri, tanpa disadari, ketika seseorang bertindak zalim itu sering dimulai dari hanya sebuah 'PRASANGKA’.
Maksudnya, apabila seseorang bertindak atau melakukan sesuatu terhadap orang lain berdasarkan sebuah prasangka, dan kemudian prasangka sebagai dasar perbuatan itu terbukti tidak sesuai dengan kenyataan sedemikian sehingga mengakibatkan orang lain itu menjadi tersakiti dan teraniaya, maka berdosalah orang itu karena telah berlaku zalim kepada orang lain. Padahal, jika seseorang tersebut tidak mengambil pilihan untuk berprasangka demikian maka tidak perlu adanya tindakan/perbuatan seperti itu dan orang lain tidak jadi tersakiti.
Maka, berhati-hatilah berprasangka, karena prasangka itu SEBAGIAN BESAR SALAH.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.” (Al-Hujurat: 12)


No comments:

Post a Comment